Dari setiap gores telapak kaki yang kau pijak
Pernahkah kau sekedar berucap tentang pengorbanan?
Tentang sebuah masa yang fana
Tentang waktu yang terlihat panjang namun nyatanya hanya
sejenjang
Cobalah berjalan sejenak diatas awan
Jika kau tak mampu, cukup berjalan dibawahnya
Sambil terus menatap keawan
Berharap kelak akan sampai pada atasnya
Ironi setiap kali kita merasa terabaikan
Padahal tidak, ada yang setia menemani disisi
Jika teman hanya tempat berkawan, berkisah, barbagi tawa suka duka
biasa
Maka ada yang diam-diam menyaksikan, memapah dan menjadi
sandaran setiap peristiwa
Jika wajahmu saja kau rawat sedemikian rupa
Mengapa tak kau jaga, kau rawat Dia yang memberikanmu wajah
?
Sudahkah kita melalui pengorbanan teramat payah ?
Hingga kau tak sanggup lagi berjalan
Menanggalkan segala yang kau punya, hingga tersisa baju
dibadan ?
Atau sudahkah kita melakukan pengorbanan, hingga lutut
bergetar dan kaki bengkak tak kuat menahan ?
Atau sudahkah kita melakukan berkorban hingga semua orang
meludahi, bahkan menghujam kita dengan besi, panah dan peluru ?
Ataukah kamu sudah berjuang
Hingga darah dan nanah menjadi saksi sejarah ?
Gemerlap semesta terkadang hadir memang mebuat kita nyaman
hingga pulas keperaduan
Padahal kau tahu, tak ada peraduan yang nikmat selain dari
tempat disisiNya kelak
Layaknya mama yang sejak kecil meninabobokan kau hingga
pulas dipangkuannya
Kau sering mengagumi suara dari alat pengecap yang kau punya
Menjadikannya alat bagimu membagi suka dan bahagia pada
sesama
Tapi hati-hati, karena bangga bisa membuat masnusia lupa
Dan mungkin Ia tak butuh itu
Karena kau menjadi tak ingat pada perkataanNya
Menjauhi, mengabaikan, hingga titik melupakan
Sungguh, jika kau memiliki seorang Ibu, namun Ibumulebih
memilih anak lain daripadamu karena tak pernah menuruti kata-katanya, apa yang
akan kau lakukan?
Padahal kau tahu, kau tak bisa berbuat apa-apa tanpa Ibu
disisimu
Seperti itulah mungkin, perasaan Dia yang lagi-lagi telah
mencipta segala kebaikan
Menyebrangi masa, melewati pintu dari hari ke hari
Labuhan cinta kini sudah mengakar jadi
Hmm.. hati hati
Jika kau salah menurunkan jangkar
Jangan dulu merapat dan menelusuri
Pantaulah dulu lewat lensa hidupmu
Jika kau ambil, apakah bisa membuat hidupmu menjadi was was
pada semesta atau justru kau nikmat dengannya
Kalau lupa, aku khawatir.. kau tak punya cukup bahan bakar
untuk kembali
Sedangkan aku, takut tak sanggup lensaku menangkapmu
Jika kau mulai jatuh, maka bicaralah pada hati
Jatuhlah hingga kau merasa butuh
Jatuhlah yang jangan sampai membuatmu jauh
Karena jika ku berbisik saja pada hatimu
Kau akan terkejut, karena ada yang berbicara disana
Memberikan jawaban dan membuatmu heran hingga lega
Ialah nurani, yang berbicara tentang kisah bahwa dirimu
seorang Hamba
Depok, 24 Nov 2015
`Hilyah Nafisah
0 comments