Aku mencintainya karena senyum dan tawa khasnya yang begitu
menawan
Aku mencintainya dan aku memilih diam
Karena kurasa mencintainya dalam diam, adalah pilihan terbaik
yang pernah kuambil dalam hidup
Seringkali manusia menjadi makhluk yang paling egois. Melakukan
sesuatu untuk mengharapkan sesuatu yang lain. Tidak bisa bersandar pada
ketulusan dan keikhlasan. Kalaupun ada, pasti tidak banyak yang seperti itu. Semua
mau melakukan karena ada yang diharapkan.
Seperti halnya perasaan, yang berharap bisa ditaklukan dengan
beberapa perhatian. Padahal aku sama sekali tidak pernah mengharapkan hal itu
terjadi, namun Pemilik Bumi berkata lain. Aku tergerak dan terenyuh untuk
merasuk kedalam frekuensinya. Aku mulai bisa merasa lebih peka pada apa-apa
yang berhubungan dengan dirinya. Namun, aku masih belum cukup hebat untuk
menunjukkan bahwa aku bersamanya.
Aku masih nyaman dengan ruang persembunyianku. Membiarkan rasa
yang telah memiliki banyak warna, tetap berada pada ruang tertutupnya. Tak kuizinkan
ia keluar, tidak sekalipun. Aku takut bahwa nanti ia tidak bisa beradaptasi. Aku
takut, justru warna itu semakin bercampur dan tak bisa kuterka lagi wujudnya.
Sesekali ia mengetuk, meminta keluar, ingin menunjukkan pada
dunia bahwa ia ada. Tapi aku berusaha sekuat mungkin menahannya. Kubisikkan perlahan-lahan
ditelinganya agar ia mengerti “nanti, belum saatnya”. Meskipun ia tetap
merajuk, tapi pada akhirnya ia mau menurut.
Aku kagum dengan mereka yang mampu membiarkan perasaan mereka
keluar dari pintunya. Membiarkannya bebas berkelana, dan mencari tempat
ternyaman untuk disinggahinya.
Aku tidak bisa
Entah kenapa, aku tidak bisa. Aku terlalu lemah untuk
melakukannya.
Mungkin karena aku percaya pada satu hal, benar-benar
percaya.
Bahwa Tuhan Yang Maha Pemberi Rasa, telah memilih seseorang
untuk kelak kubukakan pintu padanya. Agar kelak, aku bisa bebas membiarkannya
bermain dan menyelam dalam hatinya. Agar ketika ia kubiarkan keluar, ia sudah
tidak perlu beradapatasi dengan lingkungan yang kotor dan tidak jelas. Karena tempat
yang akan dia singgahi adalah tempat terindah yang diperuntukkan khusus untuknya,
bukan yang lain.
Dan ketika banyak orang yang mungkin khawatir dengan pilihan
Tuhan untuknya, aku masih percaya. Dan akan aku pertahankan sampai aku bertemu
dengannya nanti.
`Hilyah Nafisah