GALAKSI MERINDU

By Hilyah N - March 15, 2015



Seketika semburat mempesona itu hadir dalam benak sang rigel
Memerona dalam rindu kasih dan pelukan hangat rasi lainnya
Seperti sirius yang tampak paling terang dari lainnya
Memandang sekeliling dengan teduhnya, menyinari lainnya dalam terang yang paling terang
Aku memandang dalam balut cinta yang menyekat
Yang menjadikan kasih tertuai dalam kekuatan
Sekejap semesta simpati pada aku yang merindu, menimbulkan kasih dengan romansa sendu

Dalam menyelamnya aku diantara ribuan bintang, aku memandang sebuah duka yang tampak pada wajahmu
Dengan sigap, kubuat ramuan penghapus dan penguat untuk jiwamu, itu kasih
Kurangkai kembali simpul antara kau dan aku yang kian merenggang, dengan sayang yang mempersaudarakan dirimu dan aku
Jika saja kau ucapkan cinta disaksikan sirius dan vega
Mungkin aku terlena tapi aku tak percaya, karena lisanmu hanya bertahan sementara
Karena jasadmu, kelak akan terlepas dari sang nyawa
Begitu aku tak percaya hingga aku mengadu pada bima sakti
Yang juga merindu akan kasih dan sayang yang abadi

Dalam penantian aku berkata pada venus
“jika kau pergi, akankah aku bisa merasakan hadirmu?”
Tapi venus diam, tak berbicara dan hanya menunduk malu pada rembulan yang tampak temaram
Seketika mentari hadir, menyampaikan salam penuh cinta dari pancaran bahagianya
Dia memancarkan kasih, dia berkata “aku tahu yang bisa mengasihimu selamanya”
Pandanglah sekeliling semesta, lihatlah ada siapa dibalik sana
Pandanglah pantulanmu dalam riak air dibawah sinar rembulan, lihatlah ada siapa dibalik sana, begitu katanya
Aku tersenyum, bola mataku membulat. Ada cinta yang tampak tumbuh dibalut kasih sayang
Bukan kasih dan sayang yang maya, tetapi ia kekal dan abadi
Dari Dia yang kutahu ada dibalik sana, yang tak terlihat, tak terjangkau, namun dalam setiap hembusan nafas, aku bisa merasakannya.



Depok, Februari 2015
`Hilyah Nafisah

  • Share:

You Might Also Like

0 comments