SAJAK PAGI

By Hilyah N - July 30, 2015



Jatuh, tergenang, kemudian terinjak
Seketika semburat pagi mulai nampak, genangan itu mencipta warna pelangi karena tercampur dengan oli atau minyak yg berjatuhan di jalan
Daun dipinggiran pun sudah terserak, berceceran menutupi jalan bekas hujan semalam
Ada yang beda pada raut wajahnya kini
Tak seperti biasa, ada lengkung kini yang bertengger pada wajahnya
Seperti lagi-lagi mentari yang sinarnya membangunkan dari mimpi buruk semalam
Cerita bermula saat segelas, bukan secangkir, tersedia di depan wajah-wajah hina dilumuri dingin yang anginnya melambai mesra membuat kuduk-kuduk berdiri berjajar rapi serapi paskibra hendak berlomba
Dari balik tenda yang atapnya terguyur semalam
Ada yang mengintip lewat celah bolong sempit
Tak mau dihiraukan, sinarnya seolah membangunkan kami dari petualangan mimpi semalam seraya berkata.
"Selamat pagi, wahai kau pemuda negeri"


`Hilyah Nafisah

  • Share:

You Might Also Like

0 comments