FLASHBACK

By Hilyah N - July 18, 2016



Andai angin malam mampu mendengar, mungkin ia telah menjadi pendengar setia malam ini dan menemaniku berada khusyuk dalam renungan kesendirian yang menyepi 
Andai purnama bisa bergerak, maka yang kutahu ia akan mendekat dan merangkulku dengan dinginnya namun mungkin akan tetap menghangatkan buatku
Andai bintangpun bisa bicara, aku akan memohon dengan sangat agar ia menyampaikan pada Sang Maha Cinta untuk menyampaikan perasaanku padanya yang sedang berada dia Arsy-Nya yang mulia
Pada Langit yang terdiri dari banyak gugusan bintang
Pada gunung-gunung yang ketinggiannya selalu saja membuatmu menawan
Pada lautan yang samuderanya begitu luas terhampar menambah indah kecantikan alam jagat raya, rumah makhluk bumi manusia
Cinta menelusup dan kembali hadir
 Dengan sepersekian kilogram yang beratnya membuat dada terasa sesak dan napas tersenggal
Lebih berat dari biasanya, lebih murni dan lebih suci dari biasanya
Seolah syurga terlihat didepan mata, meskipun satu senti dipelupuk mata juga tampak neraka
Jiwa terhenyak, banyak peristiwa hadir silih berganti menghiasi kehidupan
Penghambaan selalu menjadi kata paling tepat untuk menggambarkan diri yang hina ini
Seperti Muhammad yang sudah mulia namun tetap saja meminta dan berdo’a
Akupun sama, karena kami sama-sama manusia
Namun jauh yang sangat membedakan,
Jika dia mulia, lantas aku apa? Aku hanya bisa bilang
Aku ini hina!


Depok, 19 Juli 2016
`Hilyah Nafisah

  • Share:

You Might Also Like

0 comments