Harus diberitahu dulu, ini benar benar late post (telat posting) harusnya seminggu kemarin tulisan ini diposting, tapi ya tak apalah. Masih mau berbagi euforia even membahagiakan itu sama kalian semua.
Evennya
bernama Syahru Intifadhah 7, atau kami menyingkatnya Syar’i 7. Ya, Tahun ini menjadi tahun ke-7 acara ini
diselenggarakan. Berlangsung sembilan hari yang lalu, tepatnya 4 Januari 2015.
Acara ini adalah acara yang amat sangat-sangat aku tunggu sebelumnya. Kenapa?
Karena ini adalah big evennya dari organisasi yang kugeluti di kampus yaitu SSP
(Sebi Solidarity for Palestine). Yap, seperti nama organisasi dan evennya,
acara ini berfokus pada kepalestinaan, tepatnya ini adalah konser amal untuk
kepedulian Palestina.
Bekerjasama
solid dengan KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestia) kami menyelenggarakan
big even ini diawal tahun. Ditahun ini, banyak sekali rangkaian acara sebelum
mencapai pada puncak Syar’i di 4 januari. Dari kajian ke sekolah-sekolah,
kampus-kampus, hingga masjid-masjid dalam rangka penggalangan dana. Meriahnya
juga saat acara festival syar’i diadakan, yaitu ada lomba teater bagi anak-anak
TPA sekitar kampus, ada lomba orasi hingga lomba mural dari masing-masing kelas
hingga forum daerah di SEBI.
Banyak
sekali kisah sedih, dan penuh keceriaan dibalik pencapaian sukses Syar’i 7 ini.
Dari yang harus terus-menerus pergi kesana kemari membuat kajian, mencari-cari kepala
sana sini untuk disuguhi proposal, hingga kajian yang tidak dihadiri pemateri
dan diganti pemateri dadakan dari panitia sendiri. Mabit bersama, syuro rutin
tiap pekannya, lelah bersama, gembira bersama, semua penuh campur aduk bagiku yang
bersyukur menjadi salah satu bagian dari yang merasakan semua hal ini.
Entah
apa, tapi yang kurasakan dalam menjalankan amanah pada even satu ini bukanlah
menjadi beban. Justru menjadi sebuah kesenangan dan mungkin menjadi candu
karenanya. Bukan karena tidak kerja keras, tetapi karena dalam SSP ini aku
meikmati setiap momen yang terjadi, setiap tantangan, setiap kesulitan dan
setiap momen kumpul menjadi sebuah warna. Seperti menjadikan setiap kelelahan
dakwah sebagai gula pemanis dalam secangkir kopi yang selalu rindu kuseruput
tiap harinya.
Kemeriahan
menghiasi puncak Syar’i 7. Meskisedikit rasa was-was dipagi hari karena hujan
yang mengguyur tak kunjung reda, namun Alhamdulillah acara tetap aman, lancar,
terkendali hingga acara selesai walau dengan tetap ditemani derasnya guyuran
hujan. Banyak peserta hadir silih berdatangan. Meski lokasi yang becek akibat
hujan dan dengan harus menggulung bawah celana hingga menggangkat sedikit rok
bagi para akhwat, namun yang berdatangan tak kunjung padam. Mungkin dihati
mereka seperti kami panitia, ingin menyukseskan acara ini hingga tuntas dan
bisa memberikan kontribusi maksimal untuk saudara kita di Palestina.
Acara banyak
dihadiri warga SEBI sendiri dan juga orang luar SEBi. Dari kalangan pelajar,
mahasiswa hingga orangtua turut hadir meramaikan syar’i 7 ini. Disuguhi
rangkaian acara menarik dari mulai marawis, nasyid, perkusi, puisi, launching
buku GIPSI (Goresan-goresan Indah Pena Syahru Intifadhah), wisuda surat
An-Naba, hingga orasi dari Ustadzah Wirianingsih. Nah, puncak meriahnya yaitu
pada saat konser berlangsung. Kami mengundang Ebith Beat A dan Izzatul Islam
untuk melengkapi kemeriahan acara Syar’i 7.
Semua masa
bersama turun kelapangan, menghiraukan sentuhan lembut guyuran hujan dan
bersama-sama melepas penat, senyum hingga tawa di lapangan. Semua bersorak
penuh ramai. Beberapa kali takbir dipekikkan disela-sela Ebith beat A
bernyanyi. Dari yang kecil-kecil hingga panitia sendiri bersorak ramai dalam
kekhusyukan menikmati konser mulia di Syar’i 7 ini. Mereka melompat-lompat,
bergaya seperti penyanyi sungguhan dan meniru-meniru sang penghibur dari bawah
panggung, sambil tak lupa beberapa ikhwan membawa bendera Indonesia dan
palestina dan mengibarkan hingga
terlihat amat cantik dan menawan disoroti kelabu sang awan kala itu.
Ditutup
syahdu dengan do’a Rabithoh dari Izzatul Islam. Semua yang hadir yang berdiri
diluar tenda dibawah panggung berangkulan dan membuat lingkaran. Tak
menghiraukan lagi mana panitia, mahasiswa SEBI atau tamu dari kampu dan sekolah
lain. Semua bersama melingkar dan berangkulan mengikuti irama lantunan lagu nan
syahdu dari Izziz. Tak ikhwan, tak akhwat kami berangkulan, seraya mengingat
perjuangan hingga puncak syar’i ini dibenak dan hati masing-masing.
Sungguh
indah momen awal tahun satu ini. Sedikit tapi pasti, terselip rindu dihati ini
untuk mengulang kembali momen dan euforia kala itu. Tapi lagi-lagi yang lalu
tak bisa kembali. Hanya bisa dijadikan kenangan dan sebuah cerita untuk anak
cucu kita nanti.
Terimakasih Allah swt..
Terimakasih Syahru Intifadhah 7,
Terimakasih segenap panitia
Syar’i 7
Terimakasih keluarga besar SSP
Semoga perjuangan kita teap
berlanjut dan apa-apa yang telah kita torehkan menjadi bekal untuk syarat
pertemuan kita kelak diakhirat nanti, amiin J
Saat konser bareng
Ebith Beat A
Penampilan Perkusi STEI SEBI
Duo MC maut Acara Syar’i (Amrul & Syarif)
Stand Bazar Syar’i 7
Pemenang Lomba Mural (Forum Daerah Bandung & Bontang)
Yang ini muralnya anak Depok, meski ga menang tetap kece lah :D
Panji yang berkibar cantik dilangit kelabu
Lingkaran dalam alunan Rabithoh ‘Iziz’
Yang ini milik ikhwanul muslimin
Segenap crew Syahru Intifadhah 7
dikerumunan masa
Salam cinta dariku untuk Palestina
Depok, Januari 2015
@hnaf25
0 comments