KAGUM

By Hilyah N - August 04, 2016

          Harus jujurkah? Aku mengagumimu Aku mencoba menghindar dan tak mau tahu, tapi tak bisa
          Entahlah, seperti langit dan bumi terus mencoba membisikkan setiap kejadian tentangmu. Sejujurnya lagi aku tak ingin mengagumi Karena mengagumi seperti halnya sakit gigi, sakit dan nyeri rasanya Lebih jauh dari itu aku takut Takut jika rasa ini terlalu besar tanpa sadar Bahkan saking takutnya, aku takut jika harus menuliskannya tentang ini Tapi saat ini, entah dorongan apa yang memberitahuku untuk kali ini mencoba merangkainya dalam aksara Takut jika apa yang kupikirkan tak sesuai dengan kenyataan Takut jika ternyata kau menjadi bayangan tak pernah mampu kugapai Takut jika takdirnya, kita dipertemukan bukan untuk disatukan. Maka, meskipun saat ini kubeberkan kisahmu pada rentetan kata Tapi aku masih sekuat mungkin tak peduli tentangmu.
          Bagiku kau masih bayang semu. Hanya mentari yang cuma hadir dipagi dan bulan yang muncul dimalam kelam. Karena kelak, aku ingin mempunyai dia yang seperti angin. Baik pagi maupun malam, hadirnya selalu kurasa dan menenangkan




Depok, 15 Januari 2016
`Hilyah Nafisah

  • Share:

You Might Also Like

0 comments